Mari Berdiri Tegak dan Ambil Sikap Sempurna pada tanggal 17 Agustus 2021 Pukul 10.17 WIB
Dikutip dari laman resmi Presiden Republik Indonesia bahwa Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2021 akan digelar secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Keterlibatan aktif seluruh undangan dan masyarakat akan dilakukan secara virtual.
Untuk menjaga kekhidmatan acara dan menghormati peringatan tersebut, seluruh masyarakat diharapkan dapat menghentikan kegiatan sejenak dan mengambil sikap sempurna pada 17 Agustus 2021 pukul 10.17 WIB.
“Hentikan semua kegiatan dan aktivitas Saudara selama tiga menit saja pada tanggal 17 Agustus (2021) pukul 10 lewat 17 menit Waktu Indonesia Bagian Barat,” ujar Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, selaku Ketua Panitia Negara Perayaan Hari-hari Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi Internasional, dalam video yang ditayangkan pada Minggu, 15 Agustus 2021.
SEJARAH SINGKAT DAN FAKTA MENARIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Pembacaan doa oleh Presiden Soekarno, 1945. FOTO/IPPHOS/Frans Mendoer
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat. Presiden Pertama RI Ir. Soekarno(akrab dipanggil Bung Karno) membacakan teks Proklamasi bersama Mohammad Hatta(akrab dipanggil Bung Hatta).
Bendera Merah Putih dikibarkan dan informasi mengenai kemerdekaan Republik Indonesia kemudian disebarkan ke seluruh pelosok negeri secara perlahan terutama menggunakan saluran radio.
Latar belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia adalah terjadinya Peristiwa yaitu jatuhnya bom atom di Hiroshima pada tanggal 7 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Di hari yang sama jatuhnya bom atom Nagasaki-Jepang, BungKarno, BungHatta, dan Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke Dalat bertemu Marsekal Terauchi untuk memperoleh kabar soal Jepang.
Tanggal 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi menyampaikan kabar kepada BungKarno, BungHatta, dan Radjiman yang masih di Dalat, bahwa pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Republik Indonesia.
BungKarno, BungHatta, dan Radjiman kemudian berangkat pulang ke Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1945. Di hari yang sama, Sutan Sjahrir, Wikana, dan Darwis memperoleh informasi dari radio BBC bahwa Jepang secara resmi telah menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Hal tersebut, kemudian mendorong para golongan muda untuk mendesak Sukarno-Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan. Namun, para golongan tua tidak setuju dan menolak dengan alasan untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah dalam peristiwa proklamasi.
BungKarno, BungHatta, dan Soebarjo selanjutnya mengunjungi kantor Bukafu kediaman Laksamana Muda Maeda (Medan Utara), namun disana mereke tidak mendapatkan informasi terkait intruksi dari Jepang. Setelah pulang BungKarno dan BungHatta mulai mempersiapkan rapat PPKI pada tanggal 16 Agustus 1945.
Pada pagi harinya, rapat PPKI tidak dapat dilaksanakan, hal tersebut dikarenakan terjadi peristiwa Rengasdengklok, penculikan BungKarno dan BungHatta. Peristiwa tersebut dilakukan oleh para golongan muda untuk memaksa BungKarno dan BungHatta supaya segera memproklamasikan kemerdekaan.
Mengetahui perihal penculikan tersebut, Achmad Subardjo dari golongan tua berinisitif untuk menemui Wikana, kemudian mereka membuat kesepakatan untuk mendeklarasikan kemerdekaan di Jakarta pada hari Jum'at 17 Agustus 1945. Setelah kesepakatan terjadi, Achmad Soebardjo, Sudiro, dan Jusuf Kunto selanjutnya menjemput BungKarno dan BungHatta di Rengasdengklok untuk dibawa kembali ke Jakarta. Di hari yang sama, BungKarno, BungHatta, dan Subarjo pergi ke rumah Laksamana Muda Maeda untuk meminta keterangan kekalahan Jepang. Selanjutnya, mereka juga melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan dan menginap di rumah Laksamana Muda Maeda.
Foto karya Frans Mendoer yang mengabadikan detik-detik proklamasi Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Cikini, Jakarta, 17 Agustus 1945. Kiri, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela Tanah Air). Kanan, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dilakukan dengan dikibarkannya Bendera Merah Putih dan Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan oleh BungKarno yang didampingi oleh BungHatta.
Berikut beberapa fakta-fakta menarik yang terjadi pada peristiwa hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 :
1. Jadi Hari yang sangat Istimewa
Dikutip dari laman Kebudayaan Kemendikbud, peristiwa Proklamasi terjadi dihari yang istimewa yaitu pada hari Jum'at yang bertepatan dengan bulan Ramadhan 1366 H.
2. Jepang berniat merampas foto Proklamasi
Dilansir dari laman ITS, fotografer Ipphos, France Mendoer mengabadikan momen Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tentara Jepang ingin merampas film foto milik Mendoer tapi Mendoer berbohong dan mengatakan jika negatif film sudah diberikan kepada barisan pelopor, padahal sebenarnya Mendoer menyembunyikan negatif film foto tersebut di bawah pohon halaman kantor Asia Raja.
3. Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia
Sejak tanggal 6 September 1944, Palestina secara de facto mengakui RI sebagai negara yang merdeka setahun sebelum kemerdekaan RI yang sebenarnya. Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia khususnya negara Islam, yang dilakukan oleh seorang mufti besar dari Palestina bernama Syekh Muhammad Amin yang melakukan lobi dan meminta negara-negara Timur Tengah untuk mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia.
4. Tiang Bendera Dadakan.
Tiang Bendera yang digunakan untuk Proklamasi Kemerdekaan pada saat itu adalah Bambu yang dipersiapkan beberapa saat sebelum acara proklamasi kemerdekaan dimulai.
5. Bung Karno Sakit
Dikutip dari laman Antaranews, dua jam sebelum dilakukannya pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Bung Karno tertidur pulas karena sedang sakit malaria.
6. Upacara sederhana
Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan dengan sederhana tanpa adanya protokol, bahkan tiang bendera hanya ditancapkan pada tanah.
7. Bukan suara asli dan penyebaran sembunyi-sembunyi
Rekaman Proklamasi yang disebarkan ke seluruh penjuru negara, bukan rekaman asli pembacaan Proklamasi, tetapi rekaman ulang Bung Karno di RRI Jakarta tahun 1951. Penyebaran berita kemerdekaan Indonesia dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh Adam Malik melalui perangkat miliki kantor berita Domei.
8. Naskah asli dan naskah ketikan
Naskah asli merupakan hasil tulisan tangan Sukarno tanpa adanya tanda tangan, sedangkan, naskah proklamasi yang sudah ditandatangani adalah hasil ketikan Sayuti Melik.
Ada juga fakta lain yang mengatakan, bahwa naskah asli ditemukan oleh seorang wartawan B.M. Diah di tempat sampah, naskah tersebut dikembalikan kepada negara setelah 46 tahun lamanya sejak proklamasi kemerdekaan.
Artikel Sejarah Singkat dan Fakta Menarik Kemerdekaan Republik Indonesia ini dikutip dari berbagai sumber laman terpercaya. (Admindes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar