Lagi-lagi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Desa Rantau Panjang dan sekitarnya. Tak tanggung-tanggung, SD Filial Semanai terbakar. SMPN 3 Sukadana yang berdekatan dengan RSUD Jamaludin I sorenya terancam dan di kepung api. Untungnya, tim gabungan dan masyarajat mampu menjinakan api tersebut.
Di Rantau Panjang, informasi warga, sejak pukul 16.00 (13/9/2019), titik api sudah terlihat di ujung tersier 6. Sempat warga berupaya memadamkan. Upaya ini mampu meredam amukan si jago merah beberapa saat.
Sekitar pukul 22.41, api kembali mengamuk. Kejadian ini disiarkan langsung oleh akun facebook Essan Norest. Amukan dahsyatnya tak mampu diredam. Sebab, hembusan angin yang kencang dan tidak ada sumber air, kendaraan roda 4 atau 6 tifak bisa masuk, membuat api sulit dilerai. Warga berupaya memadamkan semampunya, dengan alat ala kadarnya. Puluhan hektar kebun karet dan sawit warga di tersier 6 dan 7 hangus terbakar.
Berawal dari titik api dari ujung tersier 6 dan 7 tersebut, hari ini (14/9/2019), api merembet ke arah permukiman warga eks trans SP 1. Kemudian api terus menjalar dari tersier 6 dan 7 ke 8, 9, 10 hingga Desa Penjalaan.
Warga, TNI, Porli, Tim Karhutla, Kepala Desa dan aparaturnya terjun ke lapangan menjinakan api. Menggunakan alat seadanya, seperti ember, hand spayer, parang dan ranting pohon, warga bersama aparat berjibaku menjinakan api.
Banyaknya titik api, membuat warga sulit memadamkan. Konsentrasi warga pun terbagi pada titik-titik api yang tersebar, mengamankan kebun-kebun mereka.
Saat malam awal kejadian, Kepala Desa Rantau Panjang melaporkan kejadian dengan Komandan Tim Karhutla Simpang Hilir, Nanang Koswara ( Danramil). Disampaikan Kades, kondisi angin kencang, air tidak ada, roda 4 dan 6 tidak bisa masuk. Sehingga warga kewalahan menangani api.
Tanggapan Danramil, besok (Sabtu) diupayakan menurunkan water booming (heli). Tenyata heli tidak bisa merapat, akibat kabut asap di kawasan Kecamatan Batu Ampar. Sementara, mobil damkar BPBD dan lainnya, sedang menangani kebakaran di sekitar RS Sultan Muhammad Jamaluddin dan SMPN 3 Sukadana.
Petang kemaren, hasil kerja keras warga dan aparat, api sempat mereda. Dari pagi hingga petang mereka berjibaku dengan api. Hasilnya, api reda. Namun kubangan api di lahan gambut tidak bisa dipadamkan.
Tadi malam hingga pukul 03.20 (15/9/2019), secara swadaya dan seadanya, warga kembali memadamkan kobaran api. Titik api tiba-tiba muncul di tersier 8 ke 9, dekat permukiman warga. Hingga tulisan ini diterbitkan, titik-titik api tersebut terus mengubang di lahan gambut, kebun warga dan saat ini merambah ke tersier 5 tepat dibelakang SD 27 Rantau Panjang dan ditersier 4 bekas gudang padi juga ikut terbakar. Tapi dengan sigap atas informasi warga dan tim karhutla yang berada diwilayah tersebut, pihak BPBD Kayong Utara dan Persatuan Warga Tionghoa Teluk Melano lekas menuju lokasi bencana. Bersama Warga setempat, Tim Karhutla, BPBD dan Persatuan Warga Tionghoa tersebut sijago merah yang sudah mendekati sekolahan tersebut mampu dijinakan dan ditanggulangi.
Sumber video : Agus, S
Kejadian seperti ini seharusnya memberikan pelajaran besar buat kita. Hampir saban kemarau, kebakaran hutan dan lahan terjadi. Dampaknya bukan dari sisi kesehatan manusia saja yang terganggu, namun secara materi juga menjadi korban. Pundi-pundi rupiah (kebun) dan lainnya terbakar.
Oknum pelaku karhutla cuma 1 atau 2 orang saja, tapi merugikan jutaan jiwa. Perlu diketahui, 99% penyebab kebakaran adalah manusia, baik disengaja atau tidak. Hanya 1% saja faktor alam. Sekitar 70% adalah faktor kesengajaan manusia.
Sadarkah anda pelaku pembakaran, apa yang ada lakukan merusak kesehatan jutaan jiwa? Merusak kesehatan balita dan anak-anak kecil yang tak berdosa?
Dan sadarkah anda juga telah merusak ribuan mata pencarian orang lain?
Hentikanlah pembakaran hutan dan lahan! Agar udara yang kita hirup baik untuk kesehatan tubuh kita dan anak-anak kita. Agar kita tidak merusak lapangan pekerjaan dan ekonomi orang lain.
Tahukan anda wahai pelaku, anda membakar lahan/hutan itu dosa besar?
Sadarlah...! (admin)
GALERI BENCANA KARHUTLA DESA RANTAU PANJANG